Riungan warga dan camat termasuk aparat di rumah kediaman Muhtar Somantri. Pada saat banjir, rumah ini pun terendam total.
BATUJAYA, RAKA - Para korban banjir di Dusun Tangkil, Desa Kuta Ampel, Kecamatan Batujaya berharap pemerintah membangun tanggul Sungai Citarum secara permanen. Perbaikan dengan memasang bronjong batu terbukti tak mampu menahan arus dan luapan sungai sehingga jebol dua kali dalam dua tahun terakhir.
Untuk membahas hal itu, puluhan warga Dusun Tangkil, Desa Kuta Ampel, Kecamatan Batujaya berkumpul di kediaman anggota DPRD Komis D Karawang, Muhtar Somantri, termasuk Camat Batujaya, Drs. Dedi Ahdiyat dan aparat Desa Kuta Ampel, mereka menyatukan suara untuk meminta pada pemerintah tentang keinginan memperbaiki tanggul Sungai Citarum yang telah jebol dengan kontruksi yang paten.
Menurut paparan warga, tanggul Sungai Citarum di Dusun Tangkil, Desa Kuta Ampel ini pernah jebol pada tahun 1973, 1977, 2007 dan terakhir tahun 2009 ini. Kata Muhtar, jebolnya tanggul di Dusun Tangkil pada 5 Februari 2007 lalu curah hujan sudah tipis, sedangkan di tahun 2009 tanggul ini jebol pada saat awal musim hujan. Jadi, dikhawatirkan akan terjadi luapan Sungai Citarum untuk kedua kalinya. Dijelaskan warga, tahun 1977 lalu, banjir akibat jebolnya tanggul yang paling fatal, karena tidak hanya beberapa desa di Kecamatan Batujaya saja yang teredam total, juga pemukiman di Desa Pisang Sambo, Kecamatan Tirtajaya pun tenggelam.
Sementara itu Camat Batujaya, Drs. Dedi Ahdiyat mengatakan, berdasarkan BMG hujan akan terus turun hingga Februari mendatang. Perbaikan tanggul di Dusun Tangkil oleh Pemda Karawang hanya antisipasi saja, yang saat ini sedang dikerjakan hanya bersifat sementara. Nanti, jika tanggul diperbaiki oleh pemborong, dia minta supaya diawasi bersama-sama oleh semua warga. "Perbaikan ini hanya bersifat sementara, mengingat curah hujan diperkirakan hingga Februari 2009 mendatang. Jika nanti dibangun, kita awasi bersama-sama pelaksanaannya," ucapnya.
Dia berpesan, jangan sampai ada yang mengatakan pemerintah tidak peduli pada korban banjir, karena selama ini pemerintah telah berusaha membantu. Jika ada kekurangan dia meminta warga menyampaikannya kepada aparat desa termasuk dirinya. "Saya harapkan penanggulangan sementara jangan diganggu. Dan pekerjaan patennya pun harus dirancang khusus," katanya.
Beberapa warga mengungkapkan, tahun 1970 lalu di sepanjang tanggul Citarum tidak rimbun oleh pepohonan seperti saat ini, tanggul Citarum ini sebelumnya jalan yang sering dilalui sepeda. Memang, pada waktu itu ada pekerja seperti Waker yang khusus merawat tanggul, hingga tak ada batang rumput pun yang tumbuh di sepanjang tanggul ini. Namun kini, tanggul penuh pepohonan yang tumbuh sendiri, sehingga akarnya membuat tanggul jadi rapuh ditekan air luapan sungai.
Intinya, warga meminta tanggul Citarum sepanjang 48 meter di dusun itu dipaku bumi, dicor, didam dan ditambah tingginya seperti perbaikan tanggul yang telah dilaksanakan di belakang Tugu Proklamasi, Kecamatan Rengasdengklok. Mereka juga berharap, pelaksana pembangunan tanggul itu harus yang profesional dan bisa memperbaiki tanggul Citarum dengan baik. (spn)