KarawangNews.com – Diabetes kembali menjadi sorotan pada peringatan Hari Diabetes Sedunia. Penyakit yang kerap disebut mother of diseases ini bukan hanya soal gula darah tinggi, tetapi menjadi pemicu berbagai komplikasi berbahaya seperti stroke, kebutaan, gagal ginjal, penyakit jantung hingga risiko amputasi.
Pentingnya edukasi, deteksi dini, dan perubahan gaya hidup di tengah terus meningkatnya kasus diabetes di Indonesia maupun global. Diperkirakan 1 dari 8 orang dewasa di dunia akan hidup dengan diabetes pada 2050. Di Indonesia, lebih dari 20 juta penduduk sudah mengidap diabetes dan jumlahnya diproyeksikan melonjak menjadi 28,6 juta pada 2045.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Primaya Hospital PGI Cikini, dr. Deasy Natalia Adriana, Sp.PD. mengungkapkan, diabetes kini banyak ditemukan pada usia muda.
"Saya pernah menangani pasien usia 27 tahun dengan diabetes tipe 2. Pola hidup tidak sehat membuat risiko diabetes muncul lebih cepat," terang dr.Deasy kepada media ini, Sabtu (15/11/2025) siang.
Dijelaskannya, diabetes terjadi akibat gangguan insulin yang memicu lonjakan gula darah. Gejala klasik yang perlu dikenali adalah 3P: sering buang air kecil, sering haus, dan sering lapar. Risiko meningkat pada mereka yang memiliki keturunan, berat badan berlebih, kurang aktivitas, pola makan buruk, merokok, maupun hipertensi.
Menurut dr. Deasy, skrining rutin menjadi kunci pengendalian. Primaya Hospital menyediakan pemeriksaan penyakit dalam, laboratorium, serta edukasi gaya hidup sehat untuk mencegah komplikasi jangka panjang.
"Diabetes tidak bisa disembuhkan, tetapi bisa dikontrol. Kuncinya disiplin menjaga pola makan, olahraga teratur minimal 150 menit per minggu, tidak merokok, dan rutin memantau gula darah," katanya.
Ia menutup dengan pesan penting. "Menjaga kesehatan bukan menunggu sakit, tetapi membangun kebiasaan hidup sehat sebagai investasi jangka panjang," ujarnya. [*]
