BeritaKarawang.com - Beberapa warga di Karawang mulai cemas flu burung, setelah banyak diantara ayam-ayam ternak yang mati mendadak, meski belum ada ciri-ciri terserang flu burung, warga minta Dinas Peternakan Karawang untuk turun meninjau daerah yang ayamnya banyak yang mati.
Awal Februari 2010 ini, sudah di wilayah Utara Karawang sudah ada dua kasus puluhan hingga ratusan ayam ternak yang mati medadak, seperti di Desa Dewisari, Kecamatan Rengasdengklok, warga sudah melakukan antisipasi flu burung, yaitu membakar dan mengubur ayam mereka yang mati mendadak.
Begitu pun di Desa Kendaljaya, Kecamatan Pedes, puluhan ayam mati mendadak hampir setiap hari, selama seminggu saja tercatat ratusan ayam yang mati. Namun begitu, sehubung tidak ditemukan ciri-ciri penyakit flu burung pada ayam yang mati, warga tetap waspada. "Ini disebut penyakir tetelo," kata Warman (32) saat ditemui hari Minggu kemarin.
Ternyata, kasus ini tidak hanya di Karawang, setidaknya sudah ada 70 kasus flu burung ditemukan di 10 kabupaten se-Jawa Barat. Dinas Peternakan Jawa Barat menemukan 2.695 ekor ayam buras mati. Kasus itu tersebar di 52 kecamatan pada 10 kabupaten yakni Cirebon, Majalengka, Kuningan, Indramayu, Bandung, Bandung Barat, Sumedang, Garut, Tasikmalaya, dan Ciamis.
Sepanjang 2009 hanya terdapat 170 kasus flu burung yang menyebabkan 5.528 ekor ayam buras mati dan tersebar di 21 kabupaten/kota. Hanya kota Cirebon, Bekasi, Sukabumi dan Banjar yang tidak melaporkan adanya kasus Avian Influenza atau AI pada unggas.
Tahun 2010 ini Dinas Peternakan Jawa Barat menyiapkan 3,245 juta dosis vaksin flu burung dan 3.450 liter desinfektan. Sebagian kecil vaksin itu, yakni 245 ribu dosis sisa vaksin tahun kemarin. Tahun lalu dilaporkan 6,858 juta unggas sudah divaksin. Mayoritas yakni 71,5 persennya ayam buras, itik 11,72 persennya, ayam ras petelur 5,21 persen, ayam ras pedaging 4,42 persen, serta sisanya berupa angsa, entok, dan burung. (BeritaKarawang.com dan Tempointeraktif.com)
Awal Februari 2010 ini, sudah di wilayah Utara Karawang sudah ada dua kasus puluhan hingga ratusan ayam ternak yang mati medadak, seperti di Desa Dewisari, Kecamatan Rengasdengklok, warga sudah melakukan antisipasi flu burung, yaitu membakar dan mengubur ayam mereka yang mati mendadak.
Begitu pun di Desa Kendaljaya, Kecamatan Pedes, puluhan ayam mati mendadak hampir setiap hari, selama seminggu saja tercatat ratusan ayam yang mati. Namun begitu, sehubung tidak ditemukan ciri-ciri penyakit flu burung pada ayam yang mati, warga tetap waspada. "Ini disebut penyakir tetelo," kata Warman (32) saat ditemui hari Minggu kemarin.
Ternyata, kasus ini tidak hanya di Karawang, setidaknya sudah ada 70 kasus flu burung ditemukan di 10 kabupaten se-Jawa Barat. Dinas Peternakan Jawa Barat menemukan 2.695 ekor ayam buras mati. Kasus itu tersebar di 52 kecamatan pada 10 kabupaten yakni Cirebon, Majalengka, Kuningan, Indramayu, Bandung, Bandung Barat, Sumedang, Garut, Tasikmalaya, dan Ciamis.
Sepanjang 2009 hanya terdapat 170 kasus flu burung yang menyebabkan 5.528 ekor ayam buras mati dan tersebar di 21 kabupaten/kota. Hanya kota Cirebon, Bekasi, Sukabumi dan Banjar yang tidak melaporkan adanya kasus Avian Influenza atau AI pada unggas.
Tahun 2010 ini Dinas Peternakan Jawa Barat menyiapkan 3,245 juta dosis vaksin flu burung dan 3.450 liter desinfektan. Sebagian kecil vaksin itu, yakni 245 ribu dosis sisa vaksin tahun kemarin. Tahun lalu dilaporkan 6,858 juta unggas sudah divaksin. Mayoritas yakni 71,5 persennya ayam buras, itik 11,72 persennya, ayam ras petelur 5,21 persen, ayam ras pedaging 4,42 persen, serta sisanya berupa angsa, entok, dan burung. (BeritaKarawang.com dan Tempointeraktif.com)