3 diantaranya menderita kelainan klinis
BeritaKarawang.com - Hingga akhir Januari 2010 Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang mencatat ada 130 bayi penderita gizi buruk yang tersebar di semua kecamatan se-kabupaten, 3 bayi diantaranya menderita kelainan klinis atau kurus kering dan buncit.
Dijelaskan Kepala Bidang Kesehatan Keluarga dan Promosi Kesehatan Dinkes Karawang, Dr. H. Nurdin H, Rabu (3/2/2010) siang, gizi buruk ini disebabkan oleh dua faktor, yaitu salah asuh dan faktor ekonomi yang lemah, sehinga kebutuhan gizinya tidak tercukupi. "Faktor lemahnya ekonomi merupakan penyebab kasus gizi buruk," ucapnya.
Dijelaskannya, sebanyak 130 bayi yang dikategorikan menderita gizi buruk, tidak semuanya mengalami kondisi perut buncit serta kurus kering, tapi bayi yang memiliki berat dan tinggi badannya dibawah standar pun diketagorikan sebagai balita gizi buruk. Tentu ini harus mendapatkan perhatian yang khusus dalam pemberian gizinya.
Tiga bayi diantaranya mengalami kelainan klinis, yaitu dari Kecamatan Telagasari, Balongsari dan Kecamatan Rawamerta. Kata Nurdin, angka penderita gizi buruk setiap bulannya berubah-ubah dengan penambahan dan pengurangan tidak lebih dari 10 bayi. (aep, pasundan ekspres)
BeritaKarawang.com - Hingga akhir Januari 2010 Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang mencatat ada 130 bayi penderita gizi buruk yang tersebar di semua kecamatan se-kabupaten, 3 bayi diantaranya menderita kelainan klinis atau kurus kering dan buncit.
Dijelaskan Kepala Bidang Kesehatan Keluarga dan Promosi Kesehatan Dinkes Karawang, Dr. H. Nurdin H, Rabu (3/2/2010) siang, gizi buruk ini disebabkan oleh dua faktor, yaitu salah asuh dan faktor ekonomi yang lemah, sehinga kebutuhan gizinya tidak tercukupi. "Faktor lemahnya ekonomi merupakan penyebab kasus gizi buruk," ucapnya.
Dijelaskannya, sebanyak 130 bayi yang dikategorikan menderita gizi buruk, tidak semuanya mengalami kondisi perut buncit serta kurus kering, tapi bayi yang memiliki berat dan tinggi badannya dibawah standar pun diketagorikan sebagai balita gizi buruk. Tentu ini harus mendapatkan perhatian yang khusus dalam pemberian gizinya.
Tiga bayi diantaranya mengalami kelainan klinis, yaitu dari Kecamatan Telagasari, Balongsari dan Kecamatan Rawamerta. Kata Nurdin, angka penderita gizi buruk setiap bulannya berubah-ubah dengan penambahan dan pengurangan tidak lebih dari 10 bayi. (aep, pasundan ekspres)