![]() |
Mahasiswa President University bersih-bersih sampah di pesisir pantai Tanjung Pakis, Karawang, Jawa Barat. |
KarawangNews.com - Pesisir Tanjung Pakis yang tenang menyimpan potret kontras antara keindahan alam dan tumpukan sampah rumah tangga yang mengotori garis pantainya.
Di tengah peringatan global soal krisis sampah plastik laut, kawasan ini menjadi cermin nyata betapa lingkungan pesisir di Indonesia masih menghadapi tantangan serius, terutama dari perilaku buang sampah sembarangan.
Melihat langsung kondisi tersebut, sebanyak 150 peserta yang terdiri dari mahasiswa, dosen, warga lokal, hingga perwakilan pemerintah daerah turun tangan dalam aksi bersih pantai bertajuk 'Sweep the Shore' pada Sabtu, 3 Mei 2025 siang.
Kegiatan ini bukan sekadar aksi pungut sampah, tetapi juga bentuk nyata kolaborasi lintas generasi dan sektor demi memulihkan ekosistem pantai yang selama ini menopang penghidupan masyarakat pesisir.
“Saya percaya, sekecil apa pun tindakan dari siapa pun bisa membawa dampak yang baik dan memberi contoh,” ujar Abhirama S.D. Perdana, S.Pd., M.Ed., MComn&MediaSt., dosen Ilmu Komunikasi di President University, yang turut hadir dan mengamati langsung keterlibatan warga.
Aksi ini diinisiasi CommStride 2025, sebuah proyek mahasiswa Ilmu Komunikasi President University, sebagai bentuk kontribusi mereka terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) nomor 14 tentang menjaga ekosistem laut.
Dalam kegiatan ini, para peserta tidak hanya memungut sampah, tetapi juga terlibat dalam kompetisi pengumpulan sampah terbanyak, kampanye daring 'Add Yours' di Instagram dengan tagar #PlastikNggakAsyik dan #DietPlastik, serta roadshow edukasi ke sekolah-sekolah sekitar.
Tak kurang dari 15 kantong sampah berhasil dikumpulkan oleh 60 relawan dari berbagai kampus dan sekolah. Jenis sampah yang dominan ditemukan berupa limbah rumah tangga, menandakan rendahnya kesadaran sebagian warga terhadap dampak lingkungan dari kebiasaan tersebut.
Padahal, masyarakat sekitar sangat bergantung pada laut untuk mata pencaharian, mulai dari perikanan, penjualan ikan bakar, hingga produksi ikan asin yang dijemur di halaman rumah.
“Sayangnya, masih terlihat beberapa warga dan mungkin juga pengunjung yang membuang sampah sembarangan. Harapannya, semakin banyak yang bukan cuma mau membuang, tapi juga menjaga, minimal dengan mencari tempat sampah terdekat,” tutur Abhirama.
Dalam pantauan kegiatan, tampak pula fenomena menarik, meski pantai ini jarang ramai di luar musim liburan, warga sebenarnya mendambakan kunjungan wisata demi mendongkrak penjualan.
Saat acara berlangsung, banyak warga membuka lapak jajanan, menunjukkan bahwa aktivitas publik semacam ini bisa sekaligus menghidupkan roda ekonomi lokal.
Tak hanya berhenti di aksi bersih pantai, rangkaian kegiatan juga mencakup lomba poster dan blog online yang terbuka untuk umum, serta pembukaan booth informasi di kampus President University.
Melalui gerakan ini, para mahasiswa tidak hanya belajar mengelola proyek komunikasi, tetapi juga merasakan langsung interaksi sosial yang berdampak.
“Kurikulum 2025 menuntut perguruan tinggi untuk menghasilkan kegiatan yang berdampak nyata. Ini bukan sekadar tugas kuliah, tapi latihan kepemimpinan dan kepekaan sosial,” tutup Abhirama. (*)
Penulis : Puti Zhafira Zahra.
Editor : Sukarya.