SDN Karangjaya 1, Desa Karangjaya, Kecamatan Tirtamulya, Kabupaten Karawang. |
KarawangNews.com – Kekurangan sarana untuk belajar orangtua siswa dipungut biaya di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Karangjaya I wilayah Kecamatan Tirtamulya, Karawang, Provinsi Jawa Barat.
Hal itu diungkapkan beberapa orangtua murid, yang memicu perdebatan dalam grup WhatsApp. Mereka merasa keberatan ketika diminta harus membayar iuran sebesar Rp75.000 untuk membeli kursi dan meja belajar.
Pada saat dikonfirmasi kabar tersebut, ke sejumlah orangtua siswa. Seorang wali murid yang tidak mau disebutkan namanya, membenarkan hal tersebut.
"Kami dimintai iuran untuk membeli kursi dan meja, katanya karena fasilitas sudah rusak. Pembayarannya boleh dicicil, tapi tetap berat untuk kami," terangnya, Rabu (20/11/2024).
Dia menuturkan, kepala sekolah telah mencoba meminta bantuan kepada Dinas Pendidikan (Disdik), namun hingga kini belum ada respons. "Karena itu, kepala sekolah, guru, dan komite sepakat meminta iuran dari orang tua," jelasnya.
Diakuinya, baru mampu membayar Rp30.000 karena kondisi ekonomi yang sulit. "Kami sebenarnya keberatan, tapi bagaimana lagi? Anak-anak butuh tempat duduk yang layak untuk belajar," ucapnya.
Hal senada diungkapkan wali murid kelas 1, ia mengatakan, pertemuan antara sekolah dan orang tua tak menghasilkan solusi lain, selain iuran ini.
"Kepala sekolah bilang, dana BOS tidak bisa dipakai, jadi kami diminta patungan. Mau tidak mau harus bayar," kata dia.
Meski demikian, beberapa orangtua merasa keputusan ini memberatkan.
"Kenapa harus kami yang menanggung? Bukankah ini tanggung jawab pemerintah?" cetusnya.
Terpisah, ketika dikonfirmasi awak media, Kepala Sekolah SDN Karangjaya 1, Aan, mengatakan, silahkan hubungi komite sekolah,
dari mulai musyawarah, surat undangan, sampai pengelolaan keuangan pihak sekolah tidak ikut serta.
"Kami pihak sekolah tidak ikut-ikutan, semua ke komite sekolah, pihak sekolah hanya mengetahui saja," ungkapnya.
Sementara itu, Komite SDN Karangjaya 1, Ateng menjelaskan, terkait iuran mebeler itu sudah kesepakatan bersama orangtua murid.
"Abdi moal nyarios ngaler ngidul kang, bisi salah nyarios, janten eta sepakat ibu-ibu, kalau misalkan waktu rapat sama orangtua murid ditolak, pasti ku abdi moal dilanjut kang.
(Saya tidak bicara ke Utara-Selatan, khawatir salah. Jadi itu sudah sepakat ibu-ibu, kalau orangtua murid menolak, pasti ku saya tidak dilanjutkan_red)," bebernya.
Ia menambahkan, "sekarang juga yang pegang uang ibu-ibu, nanti juga yang bayar kursi juga ke ibu-ibu perwakilan," ujarnya. [sky]