• Jelajahi

    Copyright © KarawangNews.com - Pelopor Media Online di Karawang
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Indonesia Masih Jadi Idola Para Penjajah

    Rabu, 15 April 2009
    RENGASDENGKLOK, RAKA - Siapa sih yang tak tergiur dengan kekayaan alam Indonesia. Sehingga negeri ini tak pernah lekang oleh penjajahan. Mulai zaman Portugis, kemudian Belanda dan Jepang, dijajah selama 3,5 abad dan tidak berhenti di situ, meski telah merdeka, para penjajah terus menjarah kekayaan alam Indonesia habis-habisan.
     
    Demikian kata pengamat politik, Kholid, kepada RAKA, Selasa (14/4) siang. Data Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) tahun 2008 menunjukkan, 84 persen produksi migas Indonesia kini dikuasai asing. Sementara sisanya yang kebanyakan adalah sumur tua dikelola PT Pertamina. Ada sebanyak 329 blok migas di tangan asing. Luas lahan konsesi yang dikuasai asing untuk migas mencapai 95,45 juta hektar, sedangkan luas daratan seluruh Indonesia mencapai 192,257 juta hektar.
     
    Pada tahun 2006 ada sekitar 1.194 kuasa pertambangan dikeluarkan oleh pemerintah. Saat itu cadangan minyak Indonesia mencapai 4,3 milyar barel dan kemampuan memproduksi minyak mentah mencapai satu juta barel perhari, karena itu sangat tidak mungkin Indonesia kekurangan minyak. Tidak beda dengan migas, tambang emas terbesar di dunia yang ada di Papua ternyata dikangkangi oleh Freeport McMoran dari Amerika. Cadangan emas terukur kurang lebih 3.046 ton emas, 31 juta ton tembaga, dan 10 ribu ton lebih perak tersisa di pegunungan Papua. berdasarkan perhitungan kasar, cadangan ini diperkirakan masih akan bisa dikeruk hingga 34 tahun mendatang.
     
    Menurut catatan Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), sejak 1991 hingga 2002, PT Freeport memproduksi total 6,6 juta ton tembaga, 706 ton emas dan 1,3 juta ton perak. Dari sumber data yang sama, produksi emas, tembaga dan perak Freeport selama 11 tahun setara dengan 8 milyar dollar Amerika. Sementara perhitungan kasar produksi emas dan tembaga pada tahun 2004 setara dengan 1,5 milyar dollar Amerika. Penerimaan Freeport sekitar Rp 42 trilyun dan Indonesia cukup puas menerima Rp 1 trilyun pertahun.
     
    Belum lagi kekayaan laut, Indonesia memiliki potensi kelautan dan perikanan yang menjanjikan. Termasuk letak strategis Indonesia yang menjadi jalur pelayaran internasional. Demikian pula kandungan berbagai ragam plora dan fauna laut yang sangat kaya. Di darat pun, berbagai produk pertanian, perkebunan dan kehutanan pun sangat melimpah. Bahkan Indonesia adalah salah satu lumbung pangan dunia.
     
    Pihak asing tentu melihat kekuatan Indonesia sebagai salah satu negara besar di Asia Tenggara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia. Pihak asing tidak menginginkan Indonesia kuat, karena kebangkitnya Indonesia oleh umat Muslim sangat mengkhawatirkan negara-negara Barat, maka intervensi pun terjadi. Hampir sepanjang kemerdekaan Indonesia, Blok Barat yang dipimpin Amerika dengan leluasa mengeruk kekayaan alam negeri ini, karena Amerika telah berhasil membangun struktur politik dan ekonomi Indonesia sesuai dengan keinginannya. Amerika dan antek-anteknya tidak memberi kesempatan Indonesia untuk bangkit menjadi negara besar.
     
    Bahkan bukan tidak mungkin Amerika akan membuat Indonesia hancur berkeping-keping. Amerika tidak ingin Indonesia menjadi macan seperti Cina, India dan Brazil. Potensi penduduk yang besar dan kebangkitan akan mengancam eksistensi Amerika di kawasan ini. Walhasil, Pemilu 2009 tidak bisa dilepaskan dari agenda asing, karena itu Pemilu 2009 ini tidak menjanjikan Indonesia terbebas dari penjajahan ekonomi. "Apa lagi Mafia Berkeley kini masih mencengkeram Indonesia," katanya. (spn)
     
    Kolom netizen

    Buka kolom netizen

    Lentera Islam


    Hai orang-orang yang beriman jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS. Al Baqarah: 153)

    Berita Terbaru