 |
| KKN mahasiswa Universitas Hasanuddin. |
KarawangNews.com – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Hasanuddin (Unhas) Gelombang 114 menyerahkan Sertifikat Nomor Pokok Perpustakaan (NPP) dan buku saku panduan pengelolaan perpustakaan desa kepada Pemerintah Desa Bilalang, Kecamatan Manuju, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Kamis (7/8/2025) siang.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program literasi mahasiswa untuk memperluas akses bacaan masyarakat sekaligus memperkuat tata kelola perpustakaan desa.
Desa Bilalang sendiri merupakan salah satu wilayah yang direncanakan akan direlokasi dalam beberapa tahun ke depan karena proyek pembangunan Bendungan Jenelata. Kondisi tersebut membuat pembangunan infrastruktur baru, termasuk perpustakaan, tidak lagi menjadi prioritas.
"Kami menyadari, keterbatasan bangunan fisik tidak boleh menghentikan upaya meningkatkan minat baca masyarakat. Literasi tetap harus punya ruang, meski sederhana," ujar Muhammad Syarif, Koordinator Desa sekaligus penanggung jawab program kerja.
Sebagai solusi, mahasiswa KKN membentuk Sudut Baca Desa yang berlokasi di kantor desa. Ruang baca tersebut menyediakan sekitar 1.000 buku dari Perpustakaan Nasional RI dan berbagai donatur lainnya. Koleksi buku disusun secara nyaman agar mudah diakses, terutama oleh anak-anak.
Selain menyediakan sudut baca, mahasiswa juga melakukan pendataan koleksi dan memfasilitasi proses registrasi ke Perpustakaan Nasional. Hasilnya, Desa Bilalang kini resmi memiliki NPP sebagai identitas nasional, yang memungkinkan akses lebih luas terhadap pembinaan dan bantuan pengembangan perpustakaan.
Agar pengelolaan perpustakaan berjalan berkelanjutan, mahasiswa turut menyusun dan menyerahkan buku saku panduan perpustakaan desa. Buku ini berisi petunjuk praktis seperti cara mendata koleksi, sistem peminjaman, hingga pengenalan aplikasi otomasi perpustakaan daring.
"Sebagai langkah awal, panduan ini sangat membantu. Bahasanya sederhana, mudah dipahami, dan bisa langsung diterapkan," ungkap Hastuti, S.IP., Kepala Perpustakaan Desa Bilalang.
Kepala Desa Bilalang, Abdul Hafied Parallu, S.E., menyampaikan apresiasi atas inisiatif para mahasiswa. "Dengan kondisi desa yang tidak bisa lagi membangun, kreativitas seperti ini sangat kami harapkan. Ini bukan soal bangunan, tapi bagaimana masyarakat tetap bisa berliterasi," katanya.
Ia menambahkan, sudut baca dan buku panduan yang disiapkan mahasiswa adalah investasi jangka panjang yang manfaatnya akan terus terasa, bahkan saat desa menghadapi relokasi.
Program literasi ini membuktikan, keterbatasan pembangunan fisik tidak menjadi penghalang bagi tumbuhnya semangat literasi di desa.
Penulis: Muhammad Syarif.
Editor: Sukarya.
