BeritaKarawang.com - Bupati Karawang Drs. H. Dadang S. Muchtar kembali didaulat untuk menjadi narasumber dan memaparkan keberhasilan kebijakan pendidikan di Kabupaten Karawang dalam Konferensi Nasional Program Pendidikan Decentralized Basic Education (DBE) 1 Peningkatan Mutu Manajemen dan Tata Layanan Pendidikan yang diselenggarakan oleh Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) dan Kementerian Pendidikan Nasional, Rabu (7/4/2010) kemarin.
USAID memfasilitasi konferensi tersebut untuk menampilkan kesuksesan reformasi pendidikan, praktik-praktik terbaik, serta dampak dari program-program dalam mempromosikan pendidikan dasar yang lebih baik. Selain itu, konferensi tersebut juga akan mempromosikan dialog antara USAID, pemerintah, serta mitra kerja lokal terkait berbagai rekomendasi dan kegiatan yang akan datang.
Dalam konferensi yang di selenggarakan di Auditorirum Kementerian Pendidikan Nasional, Bupati Dadang S. Muchtar menjelaskan, sektor pendidikan merupakan permasalahan yang sangat kompleks yang dihadapi oleh pemerintah di tingkat pusat maupun di daerah.
Menurut bupati, secara garis besar terdapat tiga isu strategis dalam dunia pendidikan saat ini, yaitu infrastruktur sekolah yang rusak, tidak memadai, dan kurang daya tampungnya, biaya pendidikan yang mahal, serta kualitas guru dan hasil didik yang terus merosot. Tiga permasalahan besar inilah yang harus menjadi eager dari pemerintah, baik pusat maupun daerah untuk diselesaikan. "Di Karawang, ketiga permasalahan tersebut telah diselesaikan secara prioritas dan parallel," jelasnya.
Keberadaan DBE, lanjut bupati, hendaknya dapat menjadi stimulant dalam upaya pengembangan dunia pendidikan di Indonesia, khsusunya di daerah. Untuk Itu, Pemerintah, baik pusat maupun daerah harus betul-betul menganggarkan dan melaksanakan kebijakan pendidikan sesuai rencana strategis yang ada. "Tugas DBE maupun Kepala Daerah hanyalah sebagai motivator saja," tambahnya.
Di sisi lain, Kuasa Usaha Kedubes Amerika Serikat, Ted Osius, menjelaskan, DBE merupakan proyek pendidikan USAID yang telah berlangsung sejak tahun 2004. Program ini merupakan evolusi dari program USAID sebelumnya, yaitu Manajemen Pendidikan Dasar (Management Basic Education - MBE) pada tahun 2003. Dengan mandat dari Prakarsa Presiden Amerika Serikat senilai $ 157 juta dollar AS, program ini telah memberikan bantuan teknis kepada lebih dari 51.880 guru dan staff administrasi, serta 363.600 siswa di 1.800 sekolah. Pelaksanaan praktik-praktik terbaik lainnya telah dilakukan di 7.000 sekolah di seluruh Indonesia, dengan pendanaan terpisah dari pemerintah lokal dan lembaga-lembaga swasta.
Program DBE menekankan pada manajemen pendidikan dan pelatihan guru-guru tingkat sekolah dasar dan menengah pertama. Sedangkan proyek Opportunities for Vulnerable Children focus pada pendidikan menyeluruh dengan menggunakan sumber daya masyarakat untuk memberikan kesempatan bagi anak-anak yang memerlukan perhatian khusus untuk belajar di sekolah-sekolah lingkungannya. USAID juga mendukung program televisi Jalan Sesama yang ditonton lebih dari lima juta pemirsa televisi.
Dalam bidang pendidikan tinggi, USAID bekerjasama dengan lembaga pelatihan guru untuk memberikan pelatihan professional dalam mendukung sertifikasi guru di Indonesia. Proyek lainnya adalah kemitraan antara University of Kentucky dengan Universitas Lampung, Brawijaya, dan Syiahkuala. USAID juga mendukung kemitraan antara Politeknik Aceh dengan perusahaan minyak Chevron untuk mengembangkan mata pencaharian bagi masyarakat Aceh pasca bencana Tsunami. "USAID mendukung seluruh rentang pendidikan, mulai dari pendidikan usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan tinggi," tambah Ted.
Moderator Konferensi Nasional Pendidikan tersebut, Aos Santosa menambahkan, Bupati Dadang S. Muchtar merupakan salah seorang tokoh yang sangat berperan dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di Kabupaten Karawang. Beliau sangat berperan dalam terciptanya kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Karawang dengan USAID/DBE1. "Salah satu keberhasilannya adalah dengan menghitung alokasi dana Biaya Operasional Sekolah (BOS) tingkat Kabupaten, yang telah dijadikan bahan masukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk alokasi dana BOS tingkat Provinsi," tambahnya.
Sementara itu, selain Bupati Dadang S. Muchtar, terdapat 5 nara sumber lainnya dalam konferensi tersebut. Kelima nara sumber tersebut adalah Fadiah Machmud (Spesialis DBE1 Provinsi Sulawesi Selatan), Drs. H. Sudjadi (Wakil Ketua DPRD Boyolali), A. Haerani, S.Km, M.Kes (Anggota DPRD Soppeng), Jeni Tri Sulisjayanti, S.PD, MM (Kepala Sekolah SDN Sedatigede 2, Sidoarjo), dan Drs. Irhamuddin (Kepala Bidang Program dan Pelaporan, Dinas Pendidikan Provinsi Nangroe Aceh Darussalam). (Humas Pemda Karawang)
USAID memfasilitasi konferensi tersebut untuk menampilkan kesuksesan reformasi pendidikan, praktik-praktik terbaik, serta dampak dari program-program dalam mempromosikan pendidikan dasar yang lebih baik. Selain itu, konferensi tersebut juga akan mempromosikan dialog antara USAID, pemerintah, serta mitra kerja lokal terkait berbagai rekomendasi dan kegiatan yang akan datang.
Dalam konferensi yang di selenggarakan di Auditorirum Kementerian Pendidikan Nasional, Bupati Dadang S. Muchtar menjelaskan, sektor pendidikan merupakan permasalahan yang sangat kompleks yang dihadapi oleh pemerintah di tingkat pusat maupun di daerah.
Menurut bupati, secara garis besar terdapat tiga isu strategis dalam dunia pendidikan saat ini, yaitu infrastruktur sekolah yang rusak, tidak memadai, dan kurang daya tampungnya, biaya pendidikan yang mahal, serta kualitas guru dan hasil didik yang terus merosot. Tiga permasalahan besar inilah yang harus menjadi eager dari pemerintah, baik pusat maupun daerah untuk diselesaikan. "Di Karawang, ketiga permasalahan tersebut telah diselesaikan secara prioritas dan parallel," jelasnya.
Keberadaan DBE, lanjut bupati, hendaknya dapat menjadi stimulant dalam upaya pengembangan dunia pendidikan di Indonesia, khsusunya di daerah. Untuk Itu, Pemerintah, baik pusat maupun daerah harus betul-betul menganggarkan dan melaksanakan kebijakan pendidikan sesuai rencana strategis yang ada. "Tugas DBE maupun Kepala Daerah hanyalah sebagai motivator saja," tambahnya.
Di sisi lain, Kuasa Usaha Kedubes Amerika Serikat, Ted Osius, menjelaskan, DBE merupakan proyek pendidikan USAID yang telah berlangsung sejak tahun 2004. Program ini merupakan evolusi dari program USAID sebelumnya, yaitu Manajemen Pendidikan Dasar (Management Basic Education - MBE) pada tahun 2003. Dengan mandat dari Prakarsa Presiden Amerika Serikat senilai $ 157 juta dollar AS, program ini telah memberikan bantuan teknis kepada lebih dari 51.880 guru dan staff administrasi, serta 363.600 siswa di 1.800 sekolah. Pelaksanaan praktik-praktik terbaik lainnya telah dilakukan di 7.000 sekolah di seluruh Indonesia, dengan pendanaan terpisah dari pemerintah lokal dan lembaga-lembaga swasta.
Program DBE menekankan pada manajemen pendidikan dan pelatihan guru-guru tingkat sekolah dasar dan menengah pertama. Sedangkan proyek Opportunities for Vulnerable Children focus pada pendidikan menyeluruh dengan menggunakan sumber daya masyarakat untuk memberikan kesempatan bagi anak-anak yang memerlukan perhatian khusus untuk belajar di sekolah-sekolah lingkungannya. USAID juga mendukung program televisi Jalan Sesama yang ditonton lebih dari lima juta pemirsa televisi.
Dalam bidang pendidikan tinggi, USAID bekerjasama dengan lembaga pelatihan guru untuk memberikan pelatihan professional dalam mendukung sertifikasi guru di Indonesia. Proyek lainnya adalah kemitraan antara University of Kentucky dengan Universitas Lampung, Brawijaya, dan Syiahkuala. USAID juga mendukung kemitraan antara Politeknik Aceh dengan perusahaan minyak Chevron untuk mengembangkan mata pencaharian bagi masyarakat Aceh pasca bencana Tsunami. "USAID mendukung seluruh rentang pendidikan, mulai dari pendidikan usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan tinggi," tambah Ted.
Moderator Konferensi Nasional Pendidikan tersebut, Aos Santosa menambahkan, Bupati Dadang S. Muchtar merupakan salah seorang tokoh yang sangat berperan dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di Kabupaten Karawang. Beliau sangat berperan dalam terciptanya kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Karawang dengan USAID/DBE1. "Salah satu keberhasilannya adalah dengan menghitung alokasi dana Biaya Operasional Sekolah (BOS) tingkat Kabupaten, yang telah dijadikan bahan masukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk alokasi dana BOS tingkat Provinsi," tambahnya.
Sementara itu, selain Bupati Dadang S. Muchtar, terdapat 5 nara sumber lainnya dalam konferensi tersebut. Kelima nara sumber tersebut adalah Fadiah Machmud (Spesialis DBE1 Provinsi Sulawesi Selatan), Drs. H. Sudjadi (Wakil Ketua DPRD Boyolali), A. Haerani, S.Km, M.Kes (Anggota DPRD Soppeng), Jeni Tri Sulisjayanti, S.PD, MM (Kepala Sekolah SDN Sedatigede 2, Sidoarjo), dan Drs. Irhamuddin (Kepala Bidang Program dan Pelaporan, Dinas Pendidikan Provinsi Nangroe Aceh Darussalam). (Humas Pemda Karawang)